Jack Welch of General Electric: A Neutron Bomb or A Motivator?
A.
Pendahuluan
Jack Welch, sekarang ex-direktur General Electric
(GE), juga dikenal sebagai “Neutron Jack” —sewaktu ia memasuki suatu fasilitas
GE, bangunannya masih ada, namun para pekerjanya sudah habis. Welch mendapatkan
nama itu karena memangkas lebih dari 100.000 orang pekerja dari penggajian GE
pada lima tahun pertamanya (1981 – 1986). Dia mengeliminasi pekerjaan melalui
pemberhentian sementara, pengurangan karyawan dan penjualan bisnis. Welch
berumur 45 tahun ketika ia mengambil alih pada tahun 1981, dan ia adalah
direktur GE termuda. GE dikenal sebagai “perusahaan GNP” karena pertumbuhan dan
kemakmurannya tidak pernah melebihi rata-rata perekonomian. Pada saat Welch
mundur di musim gugur tahun 2001, dia telah menutup 289 bisnis yang kurang
menguntungkan, di antaranya consumer electronic. Dia membeli perusahaan
berharga 19 miliar USD dan menjual perusahaan yang berharga 10 miliar USD.
Welch ingin menciptakan perusahaan yang dapat melebihi
perekonomian dan mampu bertahan, bahkan di saat-saat yang sulit. Ia benar-benar
merubah GE, membentuk kembali budaya korporat untuk merefleksikan energinya
yang tidak pernah lemah dan bersifat informal namun ketat. Welch mensortir
operasi perusahaan berdasarkan kriteria sederhana: agar selamat dari penjualan
atau penghentian, setiap bisnis harus menjadi no. 1 atau no. 2 di pasar
masing-masing. Dia mengelompokkan bisnis yang menurutnya lulus ujian menjadi
beberapa grup: bisnis layanan seperti GE Credit Corp. dan sebuah unit yang
memelihara PLTN; produk teknologi pada pasar dengan pertumbuhan tinggi, seperti
mesin jet dan plastik; dan apa yang disebut Welch sebagai inti bisnis. Ini
adalah pemain besar lama dalam industri yang sudah mapan seperti lampu dan
motor listrik. Saat ini GE merupakan pemimpin pasar global dalam 12 bidang
bisnis skala besar.
Welch seorang yang sensitive, namun bukan
berbasa-basi, yang memandang dunia sangat kompetitif. Dia melihat pasar global
akan didominasi oleh beberapa lokomotif kuat seperti Phillips, Siemens dan
Toshiba. Agar dapat bersaing, sebuah perusahaan seperti GE harus tegas,
terbebas dari segala jalur birokrasi dan beranggotakan manajer dan karyawan
yang penuh motivasi diri, penuh kebanggaan dan bergerak cepat. Orang-orang yang
tidak mengenal Welch secara personal, mungkin takut dengan gayanya yang
blak-blakkan bahkan terkesan kasar. Namun bagi yang terbiasa menghabiskan waktu
bersamanya akan menyukai kecerdasan, humor dan keterbukaannya.
GE bisa menjadi sangat menarik bagi mereka yang mampu
berada di tempat yang tepat atau menyesuaikan diri dengan mentalitas Welch.
Secara keseleruhan, Welch telah mentransformasi budaya birokrasi perusahaan
hingga ke tingkat yang mengagumkan. Ketika mengeliminasi lapisan manajerial,
Welch mendelegasikan kewenangan terhadap kebanyakan keputusan hingga ke tingkat
operasional. Dia memajukan rasa yang dia sebut kepemilikan, mendorong manajer
untuk bertindak layaknya wirausaha dibandingkan tenaga bantuan yang dibayar. Welch mengatakan bahwa ia juga
mendorong komunikasi yang bebas: “Kami keluar untuk mendapatkan suatu rasa dan
semangat keterbukaan penuh. Itu tentunya terasa asing bagi manajer berumur 25
atau 30 tahun yang maju hanya karena tahu sedikit lebih banyak dibandingkan
karyawan yang bekerja untuknya. Welch mengatakan bahwa dirinya ingin menanamkan
kepada para manajer “kepercayaan diri untuk memimpin dan untuk berbagi”.
Penekanan Welch terhadap nilai komunikasi dan
persahabatan ditunjukkan dengan tanggapan yang cukup menghabiskan waktu pekerja
GE terhadap sebuah draft pernyataan nilai korporat yang diberinya judul “Apa
yang kita cita-citakan”. Nilai-nilai ini —seperti meruntuhkan batas-batas dalam
perusahaan, berbagi cara-cara yang baik, menekankan pada rasa kepemilikan—
bukan hanya sekedar di atas kertas, bagaimanapun juga, manajer di GE dievaluasi
menggunakan “Welch Matrix” —diberi nama begitu, menilai pencapaian dari hasil
lini bawah dan tingkat komitmen terhadap nilai-nilai perusahaan. Penekanan yang
lebih besar diberikan kepada dimensi nilai, karena ini lebih sulit untuk
diajarkan dan akan mumpuni menghasilkan angka yang diharapkan.
Welch tidak segan-segan mengekspresikan pendapatnya
bagaimana mengelola dan memotivasi orang-orang. Berikut beberapa pemikirannya:
terkait posisi sebagai
manajer yang keras:
Saya punya istilah
yang baku untuk segala hal tentang pria kasar bernama Jack —rasa takut, intimidasi,
senjata api, pentungan, cambuk dan rantai. Jika anda egois, kamu tidak perlu
berada di GE. Biar saya jelaskan kepada anda mengapa nama “Neutron Jack” tidak
benar. Keberkompetisian berarti melakukan aksi. Membom seseorang berarti anda
membunuhnya. Kami memulai suatu proses pembaruan. Ketika orang-orang
meninggalkan perusahaan kami, disediakan bagi mereka pinjaman lunak.
Orang-orang yang dikeluarkan karena tidak berkinerja boleh jadi marah, namun
tidak ada seorang pun yang akan bilang bahwa dia tidak diperlakukan dengan
hormat, melainkan manajemen yang buruk yang telah salah strategi. Kami melihat
diri kami sendiri di cermin setiap pagi dan berkata kami telah mengerjakan apa
yang kami sanggup.
terkait kecemasan di antara karyawan yang
meninggalkan GE:
Jika anda seorang
manajer tingkat menengah yang tidak jelas mau pergi kemana, tidak berlatih
teknologi masa depan, maka ini masalah yang sulit, bahkan untuk di seluruh
Amerika. Jika anda lihat apa yang telah kita lakukan sebagai sebuah negara dan
apa yang telah dilakukan perusahaan seperti GE selama 25 tahun belakangan,
banyak orang yang tidak statis begitu saja sebagaimana kami berangkat dari
teknologi elektromekanis ke teknologi elektronik. Banyak metode yang berubah,
dan banyak orang tidak berubah mengikutinya. Jika anda seorang manaer tingkat
menengah di GE yang sudah merasa stabil, apa anda suka dengan hal yang terjadi
pada diri anda? Mungkin anda perlu mulai peduli.
terkait peran sebagai top manajemen GE:
[Wakil Direktur]
Larry Bossidy (saat ini menjabat CEO GE Credit) paham GE Credit. Dialah yang
mendirikannya. Sedangkan saya paham bisnis plastik. [Wakil Direktur] Ed Hood
paham mesin jet. Kemudian kami mulai masuk ke dalam masalah yang sulit. Namun
kami paham tentang orang-orang. Kami tahu bagaimana cara menemukan yang baik
lebih sering dibandingkan menemukan yang buruk —kami tidak mencari 1.000-an— dan kami juga paham bagaimana
mengalokasikan sumber daya.
terkait kebebasan dalam sistem Amerika:
Welch meyakini bahwa
sistem perusahaan bebas di Amerika merupakan keuntungn yang dimiliki orang
Amerika dibandingkan Jepang:
Itu memberi kesempatan
orang seperti saya menjadi direktur GE dalam satu generasi; memberi kesempatan
karyawan muda yang memiliki talenta untuk naik tingkat lebih cepat… ide dari
pembebasan dan peningkatan bagi tenaga kerja kita bukanlah pencerahan —tapi ini
merupakan keharusan kompetitif.
terkait perlunya kepemimpinan:
Panggil orang-orang
sebagai manajer maka mereka akan mulai mengelola berbagai hal, dan melibatkan
diri. Pekerjaan seorang pemimpin adalah mengambil sumber daya yang tersedia
—manusia dan keuangan— dan mengalokasikannya dengan ketat. Bukan dengan
menyebarkannya secara merata, sebagaimana mentega di atas roti. Itulah yang
dikerjakan birokrat… Anda jelas ingin seseorang yang dapat menyampaikan suatu
visi. Mereka harus memiliki tenaga yang sangat besar dan kemampuan yang luar biasa untuk menyemangati orang lain.
Jika anda tidak bisa menyemangati orang lain, anda tidak akan bisa menjadi
pemimpin.
terkait kepercayaan diri:
Kepercayaan diri adalah bahan bakar
produktivitas dan kreativitas, ketegasan dan kecepatan.
GE
tidak hanya bertahan dibawah kepemimpinan Welch, namun juga terlihat
bersemangat muda. Selama 20 tahun jabatannya sebagai CEO, Welch telah
menanamkan ke dalam perusahaan semangat kewirausahaan, dan karena itulah ia
menjadi salah satu CEO paling dihormati di Amerika. Kualitas yang sepertinya
sangat dihargai oleh Welch dari orang-orang adalah kepercayaan diri, dan ia
berusaha menginspirasikan itu kepada orang lain. Dia percaya seseorang harus
mengendalikan hidup mereka sendiri atau akan ada orang lain yang melakukannya.
Penerus Welch adalah Jeffrey Immelt, yang berusaha
meneruskan kesuksesan GE. Mengikuti langkah Welch adalah pekerjaan menantang
yang dihadapi Immelt setiap hari.
B.
Pertanyaan Kasus
1.
Welch mempraktekkan suatu gaya manajemen yang keras.
Bagaimana bisa pendekatan yang tanpa basa-basi seperti itu menciptakan suatu
atmosfir motivasional? Apakah Jack Welch menggunakan salah satu dari negative
reinforcement, goal setting atau behavioural self-management?
ataukah dia menggunakan kombinasi teknik-teknik tersebut?
2.
Jack Welch telah menetapkan tujuan menjadi no. 1
dalam berbagai pasar. Asumsikan bahwa tujuan tersebut sulit namun juga suatu
perintah. Apa pendapat penelitian tentang goal-setting akan dampak dari
tujuan tersebut bagi kinerja?
3.
Mengapa Jack Welch sangat menghargai kepercayaan
diri? Apakah gaya manajemennya menginspirasikan itu kepada orang lain?
4.
Apa tindakan Jack Welch untuk mendukung self-management
para pekerja?
C.
Tinjauan Literatur
1.
Proses Motivasi.
Motivasi mewakili suatu semangat yang berperan
atas atau dari dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang berperilaku
tertentu. Prinsip motivasi menyatakan bahwa kinerja adalah multiplikasi
kemampuan seseorang dengan motivasi. Motivasi terkait dengan kebutuhan individu
—persepsi kekurangan yang dialami individu pada suatu waktu— dan tujuan —suatu
hasil spesifik yang ingin dicapai individu.
2.
Klasifikasi Teori Motivasi
a.
Teori Konten, berfokus pada faktor dari dalam
diri individu yang menyemangati, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan
suatu perilaku, dan faktor ini hanya bisa diduga. Teori yang termasuk
klasifikasi ini antara lain:
1)
Teori Maslow tentang lima tingkat hirarki
kebutuhan meliputi psikologis, keamanan, sosial dan cinta, kepercayaan diri dan
aktualisasi diri. Teori ini mengasumsikan bahwa manusia memiliki kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang. Implikasi teori ini adalah bahwa program
motivasional memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih tinggi apabila
defisiensi kebutuhan dapat dikurangi.
2)
Teori Alderfer tentang tiga tingkat hirarki
kebutuhan meliputi existensi, keterhubungan dan pertumbuhan. Sebagai tambahan
bagi proses satisfaction-progression yang diajukan Maslow, Aldefer menyatakan
bahwa juga terdapat proses frustration-regression pada pekerjaan yang berperan
penting dalam memotivasi manusia.
3)
Teori Herzberg tentang dua faktor
hygiene-motivators. Teori ini mengidentifikasi dua jenis faktor di tempat
kerja: pemenuhan-kebutuhan dan bukan pemenuhan-kebutuhan.
4)
Teori McClelland tentang tiga jenis kebutuhan.
Perilaku dihubungkan dengan kebutuhan untuk pencapaian, keterafiliasian dan
kekuasaan yang merupakan instrumen dalam kinerja individu.
b.
Teori Proses, berfokus pada penggambaran,
penjelasan dan analisis bagaimana suatu perilaku disemangati, diarahkan,
dipertahankan dan dihentikan. Teori yang termasuk klasifikasi ini antara lain:
1)
Teori Vroom tentang harapan-harapan atas pilihan,
dengan menilai harapan-harapan individu, memeriksa proses yang mengikuti dan
langkah-langkah yang diambil oleh seseorang dalam mengejar dan memperoleh
hasil. Teori ini mengutamakan harapan seseorang dan bagaimana itu mempengaruhi
perilaku. Teori ini memberikan manajer pengertian untuk mengarahkan hasil yang
diinginkan dan tidak diinginkan terkait dengan kinerja penugasan.
2)
Teori Adams tentang ekuitas berbasis
perbandingan yang dilakukan oleh individu. Teori ini berfokus pada persepsi
individu tentang bagaimana perlakuan yang adil bagi mereka dengan
membandingkannya terhadap orang lain. Teori ini lebih lugas dan dapat dipahami
dalam menjelaskan perilaku karyawan terkait kompensasi dibandingkan teori
harapan. Manajer harus berhati-hati bahwa orang-orang membandingkan
penghargaan, hukuman, tugas dan dimensi lainnya terkait pekerjaan dengan orang
lain.
3)
Teori Skinner tentang reinforcement
dengan berfokus pada pembelajaran yang terjadi sebagai konsekuensi perilaku.
Teori ini bergantung pada penerapan prinsip operant conditioning
untuk memotivasi individu. Asumsi utama dari operant conditioning adalah
bahwa pembelajaran yang terjadi sebagai konsekuensi perilaku.
Prinsip-prinsip operant conditioning dalam teori ini antara lain:
a)
positive reinforcement, yaitu tindakan
yang dilakukan untuk meningkatkan keterjadian perilaku tertentu.
b)
negative reinforcement, yaitu tindakan
untuk menguatkan suatu perilaku karena perilaku tersebut menghilangkan stimulus
yang tidak menyenangkan.
c)
punishment, yaitu konsekuensi yang tidak
diinginkan sebagai dampak pengurangan keterjadian suatu perilaku.
d)
extinction, yaitu tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi keterjadian suatu perilaku dengan menunda positive
reinforcement.
Teori ini menggunakan teori pembelajaran sosial Bandura yang berdasar
pada konsep self-efficacy, adalah suatu keyakinan yang terdapat dalam
diri individu yang membuatnya tahu bahwa dirinya dapat tampil dengan baik dalam
situasi tertentu. Pembelajaran dijelaskan sebagai proses dimana perubahan
perilaku yang dapat tertanam lama terjadi akibat latihan. Konsep teori
pembelajaran sosial ini berevolusi menjadi self-motivation. Konsep
pengendalian diri adalah inti dari teori ini, yang juga disebut sebagai behavioral
self-management.
Behavioral self-management merupakan proses di mana individu dihadapkan
pada tanggapan langsung terhadap alternatif yang melibatkan konsekuensi yang
berbeda-beda; kemudian memilih dan memodifikasi perilaku dengan mengelola
proses kognitif, penyebab dan konsekuensinya. Seseorang dianggap memiliki
pengendalian diri apabila, dalam ketiadaan halangan eksternal langsung, dia
menunjukkan perilaku yang keterjadian sebelumnya tidak lebih sering
dibandingkan alternatif perilaku lainnya. Kanfer menjelaskan tiga langkah
pengedalian diri mulai dari self-monitoring, self-evaluation dan
self-reinforcement.
4)
Teori Locke tentang goal-setting yang
menjelaskan kesadaran akan tujuan dan kehendak merupakan penentu dari perilaku.
Goal-setting merupakan proses kognitif dalam penentuan tujuan. Tujuan
adalah objek dari tindakan, sesuatu yang ingin dicapai individu. Atribut
penting dalam goal-setting antara lain:
a)
Goal specificity, yaitu tingkat kejelasan tujuan
(pada umumnya kuantitatif).
b)
Goal difficulty, yaitu tingkat halangan kinerja.
c)
Goal intensity, yaitu proses penetapan tujuan
dan penentuan cara pencapaian.
d)
Goal commitment, yaitu nilai usaha yang
sesungguhnya digunakan untuk mencapai tujuan.
D.
Pemecahan Kasus
1.
Welch mengkombinasikan ketiga teknik tersebut
bersamaan. Negative reinforcement dapat dilihat pada ancaman penutupan
bagi bisnis yang tidak mencapai peringkat no.1 atau no.2 di pasar
masing-masing, ancaman ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menguatkan kinerja
yang diinginkan Welch, Goal-setting ditunjukkan pada penetapan tujuan menjadi
bisnis no. 1 atau no. 2, dan behavior self-management terlihat pada
penekanan Welch terhadap manajernya agar membangun kepercayaan diri. Manajemen
yang keras sebagaimana ditunjukkan oleh Welch di GE sepertinya mampu
menciptakan atmosfir motivasional dikarenakan pada saat Welch masuk sebagai
direktur, GE dikenal sebagai perusahaan dengan semangat “tua” dan
pertumbuhannya lambat, sehingga diperlukan suatu gaya manajemen yang keras
untuk mengubah status quo birokratis menjadi atmosfir yang penuh kebebasan,
semangat muda dan kreativitas.
2.
Penelitian tentang goal-setting menjelaskan
bahwa tujuan yang terukur dan menantang berdampak pada peningkatan dalam
kinerja karena membantu menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh individu,
sehingga memberikan karyawan semangat untuk pencapaian, pengakuan dan komitmen,
sehingga ia bisa membandingkan apa yang telah ia capai hari ini dibanding masa
lalunya dan dibanding orang lain. Tujuan menjadi no. 1 pada pasar masing-masing
bisnis telah memicu karyawan GE untuk meningkatkan kinerjanya karena tujuan
tersebut sangat jelas.
3.
Welch memandang kepercayaan diri sebagai bahan bakar produktivitas dan
kreativitas, ketegasan dan kecepatan. Kepercayaan diri para manajer akan
berperan penting dalam menentukan persepsi mereka terhadap tujuan yang telah
ditetapkan, sehingga dengan adanya kepercayaan diri, muncul perasaan bahwa
mereka mampu mencapai tujuan tersebut. Gaya manajemen Welch yang blak-blakan,
yang tidak segan-segan berbagi, menunjukkan bahwa ia mencoba menginspirasikan
pentingnya kepercayaan diri.
4.
Untuk mendukung self-management para pekerjanya,
Welch memberikan kebebasan bagi manajer untuk berkembang dengan mentranformasi
budaya birokratik dalam GE dan mendelegasikan kewenangan terhadap kebanyakan
keputusan hingga ke tingkat operasional, ia juga menanamkan kepercayaan diri,
terutama untuk memimpin dan untuk berbagi, yang merupakan dasar dari self-managemet.
E.
Kesimpulan
Welch menggunakan negative reinforcement, goal-setting dan behavioral
self-management dalam memotivasi pekerja di GE. Gaya manajemennya yang keras
diperlukan untuk merubah budaya GE yang terlanjur status quo dan birokratis.
Goal-setting yang terukur dan menantang yang diberikan Welch kepada manajernya
berhasil meningkatkan kinerja para manajer. Welch juga menanamkan pentingnya
kepercayaan diri kepada para manajer, karena kepercayaan diri ini lah yang
menjadi dasar bagi behavior self-management.
F.
Pembelajaran
Teori motivasi diklasifikasikan menjadi dua kriteria, yaitu 1) konten
yang berfokus pada faktor internal motivasi pada diri individu dan 2) proses
yang berfokus pada penjelasan bagaimana memotivasi individu. Pemimpin sangat
diperlukan untuk mengarahkan perilaku dalam organisasi, oleh karena itu
pemimpin juga harus memahami teknik-teknik untuk memotivasi anggota organsasi.
G.
Daftar Pustaka
Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H.
Donelly, Jr., Robert Konopaske, 2012, Organizations, Behavior, Structure,
Processes, 14th Edition, New York:Mc Graw Hill.
Hellriegel, Don, John W. Slocum, Jr., 2011,
Organizational Behaviour, 13th Edition, Ohio:Cengange Learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar